Selasa, 30 Maret 2010
Tentang Berterima Kasih
Senin, 22 Maret 2010
Rabu, 17 Maret 2010
Minat dan Bakat (CB I)

(foto diambil setelah kami selesai latih tanding ^^)
Selasa, 16 Maret 2010
I NOT STUPID Value ^^
Hey, guys.. ada yang sudah pernah menonton film berjudul I NOT STUPID ?
Film I Not Stupid adalah sebuah film sederhana yang menceritakan tentang kehidupan dari 3 orang anak dan keluarga mereka di Negara Singapore. Filmnya sangat sederhana namun film tersebut merefleksikan sifat dan sikap kita dalam kehidupan kita. Ada banyak hal yang bisa kita bisa ambil dari film yang satu ini.
Kali ini saya hanya ingin memberikan beberapa hal yang bisa kita ambil dari film itu.
Yang pertama adalah Kasih Sayang yang Orang Tua berikan pada kita.
Tentu semua orang tua menyayangi anaknya walaupun caranya berbeda-beda. Mungkin ada beberapa orang tua yang sangat memanjakan anak mereka. Mungkin ada orang tua yang selalu menargetkan anaknya mencapai hasil yang dia inginkan. Ada beberapa orang tua yang membuat anak mereka selalu patuh terhadap apapun perkataan mereka. Bahkan mungkin ada orang tua yang memakai kekerasan agar anak mereka menjadi seperti yang mereka mau.
Seorang anak tidak mengetahui apa-apa tentang dunia ini. Adalah orang tua lah yang mengajarkan berbagai macam hal kepada anak mereka. Memberikan pelajaran tentang hal kebaikan adalah hal yang utama agar anak selalu bisa menjadi orang yang baik pula. Kehidupan anak pada masanya adalah hal yang sangat penting. Ini akan mempengaruhi gaya hidupnya saat dewasanya nanti. Pemikiran anak yang masih sangat labil dan sangat mudah terpengaruh oleh berbagai macam hal. Orang tua harus mampu mengajari dan mendampingi anaknya agar anaknya tidak terjerumus ke jurang yang gelap.
Melakukan tindak kekerasan kepada anak agar dia mau patuh dan lebih giat agar mencapai apa yang ditargetkan. Target ini mungkin bukanlah murni target dari si anak tapi lebih ke target dari orang tua. Memaksa seorang anak sangatlah tidak baik. Bagaimana pun, anak memiliki dunia mereka sendiri pula, dunia tempat mereka akan menemukan berbagai macam hal dan menyenangkan bagi mereka. Jika orang tua hanya memaksa dan mengekang si anak pada suatu target tanpa memberi mereka kebebasan untuk berkembang dengan dunia luar, maka tingkat psikologi si anak akan menjadi buruk.
Maka dari itu orang tua harus memberi pengajaran dan mendampingi anak mereka. Memberi mereka kebebasan dalam belajar tentang dunia ini tapi tentu saja dalam pengawasan orang tua agar tidak terjadi hal-hal yang buruk pada anak.
Hal yang kedua adalah Kepintaran dan nilai akademis seseorang bukanlah segalanya.
Dalam kehidupan sehari-hari tentu sering kita temui orang-orang yang memiliki prestasi kurang memuaskan dalam bidang akademis atau sekolahnya. Biasanya orang-orang ini selalu dipandang lebih rendah oleh masyarakat. Mereka selalu menjadi no 2 atau no 3 sehingga membuat banyak orang tidak melirik mereka.
Nilai akademis tidak akan menjadi patokan bahwa dia adalah manusia yang luar biasa. Itu hanya sebuah hasil dari usaha kita dalam mempelajari sesuatu dan hasil setelah kita melewati ujian. Apakah tersebut akan membuat kita sukses dalam kehidupan kita? Tentu saja tidak. Hal yang terpenting dalam kesuksesan dalam hidup adalah bagaimana kita dalam bersikap dan menjalani hidup ini.
Nilai akademis dan kepintaran hanyalah sebuah bonus, tapi yang terpenting adalah bagaimana kita bersikap. Jika kita bisa menempatkan diri kita dengan baik dan selalu berusaha dengan keras maka akan dipastikan kita akan menjadi sukses walaupun nilai kita kurang baik. Sudah banyak kisah sukses di mana mereka tidak mendapatkan pengakuan yang baik dari lowongan-lowongan kerja yang ada karena nilai mereka yang buruk. Namun dengan kemauan dan sikap pantang menyerah mereka lah yang membuat mereka dapat melakukan suatu lompatan dalam hidup mereka dan menjadi sebuah kisah kesuksesan yang luar biasa.
Hal yang ketiga adalah Amarah tidak akan menyelesaikan masalah kita.
Kita pasti akan selalu mendapatkan masalah dalam kehidupan kita. Saat masalah itu mulai membesar, kita akan mulai stress dan panik, ditambah lagi jika kita selalu bertemu dengan orang yang membuat kita marah.
Saat amarah mulai menguasai, kita akan lebih berpikir pendek dalam menyelesaikan masalah kita. Kita akan mulai menyerang, memaki, atau melakukan berbagai hal buruk apalagi kepada orang yang tidak kita sukai.
Amarah tidak akan menyelesaikan masalah kita, malah akan memperburuk keadaan kita karena malah membuat semuanya makin kacau. Orang-orang yang ada di sekitar kita lah yang akan mendapatkan imbas dari sikap kita itu.
Atasi masalah dengan kepala dingin. Kita adalah makhluk sosial, kita bisa bersama-sama untuk menyelesaikan semua masalah yang ada. Bisa saja orang yang tidak kita sukai itu bisa membantu kita dalam menyelesaikan masalah kita. Jika kita menyelesaikan masalah dengan bersama-sama akan menjadi lebih baik. Malah akan tercipta hubungan harmonis antar sesama sehingga hidup kita akan jauh lebih menyenangkan.
“Nobody is perfect. It’s only way we can learn together, live together, and do everything with the other people. We can create a great harmony. Then we can make our better and more beautiful. It’s only about how we have a certain attitude, not only for ourself but for the other people”
-----WRITER-----
(Thank you sudah baca yah.. Kali saya cuma bahas tentang nilai-nilai yang saya dapat setelah menonton film I Not Stupid.. Bagi yang belum nonton, coba deh cari.. film nya mengandung pesan moral yang bagus banget.. dan saya cuma berbagi pesan moral apa yang saya dapat dari situ.. Thank you once again.. espc for Mrs. Eleonora who has suggested this movie.. thank u so much ^^ )
Tentang Mempermalukan Orang Lain
Sabtu, 06 Maret 2010
Tentang Rasa Hormat pada Diri Sendiri
---------Starter--------
Halo… Ini adalah cerita untuk masuk ke tema pada post kali ini. Agak panjang tapi mudah-mudahan bisa mengerti dan terhibur serta menginspirasi kalian semua. And jangan lupa kasih komennya yah !!! Saran dan kritik akan saya terima, semoga akan membuat posting saya yg berikutnya akan lebih baik..
Happy reading (^_^)
- WRITER -
-----STORY----
Cerita ini terjadi ketika seorang raja dari kerajaan Inggris berjalan-jalan di kota bersama dengan anaknya yang masih kecil yang merupakan putra mahkota dari kerajaan tersebut. Setelah selesai menyantap makanan yang ada di suatu kedai makan bersama dengan rakyatnya, sang raja kembali melanjutkan perjalanannya untuk kembali ke istana. Saat di tengah perjalanan menuju istana, sang raja mampir ke sebuah toko buah, di sana dia berbincang-bincang dengan gembira bersama pemilik toko dan beberapa rakyat lainnya. Mereka terlihat sangat akrab, seakan mereka adalah kawan lama dan tidak terbatas oleh status rakyat dan raja.
Selesai dengan membeli buah dan kembali melanjutkan perjalanan, sang pangeran pun bertanya, “Ayah, kenapa tadi kita makan di kedai makanan? Bukankah di istana makanannya lebih enak?”.
Sang raja pun tertawa mendengar pertanyaan anaknya. Dia pun menjawab, “Bukankah kau belum pernah mencicipi makanan rakyat biasa, anakku? Masakan koki di kedai itu tidak kalah dengan koki di istana kita”.
Kemudian sang pangeran kembali bertanya “Um. Apakah ayah kenal dengan pemilik toko buah itu?”. Sang raja menjawab,”Ya, dia orang yang sangat baik”.
Sang pangeran menjadi agak bingung mendengar jawaban ayahnya. “Ayah, saya sangat bingung. Kenapa ayah bisa begitu dekat dengan rakyat ayah? Selama ini selalu saya selalu mendengar status bangsawan sangat dihormati, mereka akan sangat susah berbaur dengan rakyat biasa karena mereka pemimpin rakyatnya yang memiliki kasta yang lebih tinggi. Kenapa ayah bisa begitu akrab dengan rakyat?”.
Sang raja menatap anaknya. Sambil tersenyum, dia menjawab,”Anakku. Setiap minggu aku akan menyempatkan diriku untuk ke kota. Apakah itu yang membuatku dekat dengan mereka? Iya. Tapi yang membuatku benar bisa diterima mereka tanpa terbatas status adalah aku selalu menganggap mereka sebagai manusia. Mereka adalah rakyatku, tapi mereka juga adalah sahabatku, saudaraku. Mereka makan nasi yang sama dengan kita. Mereka bernafas dengan udara yang sama dengan kita. Memang aku adalah raja mereka, aku adalah pemimpin mereka. Tapi apakah aku harus menganggap mereka berbeda karena kasta? Apakah mereka harus takut padaku? Tidak. Mereka adalah sahabatku yang sudah membantuku membangun kerajaan ini. Maka dari itu anakku, ingatlah ! Kelak saat kau menjadi raja. Rakyat bukanlah pekerja atau orang yang lebih rendah dari kita. Mereka adalah sahabatmu yang rela membantumu, jadi tidaklah layak jika kau menjauhi mereka dan memerintah mereka hanya sebagai bawahanmu saja. Bisa kau ingat?”
Sang pangeran mengangguk sambil tersenyum, “Tentu saja ayah !”
THE END
------- WRITER’S POV -------
Terima kasih sudah mau membaca story yang lumayan panjang tadi.
Tema posting saya kali ini adalah SELF RESPECT atau Rasa Hormat pada diri sendiri.
Guys, tentu kita pernah merasa dikucilkan karena pekerjaan kita atau status kita. Entah karena kita pernah berbuat salah atau karena kita adalah kaum minoritas atau karena pekerjaan kita yang tidak biasa. Semua itu tentu membuat kita merasa tersingkir dari komunitas yang ada di sekitar kita.
Apakah seorang raja tidak terkucil? Belum tentu. Semua menteri dan pelayan di istana adalah orang lain yang hanya ingin dekat dengannya ketika dia berkuasa. Bahkan anaknya pun sulit dipercaya karena bisa saja anaknya ingin membunuhnya agar mendapatkan tahta kekuasaan.
Kemudian pernahkah kita mengucilkan seseorang karena statusnya atau karena pekerjaan atau bahkan karena ras dan agamanya?
Guys, manusia diciptakan oleh Tuhan YME dengan berbagai rupa dan ras bahkan dengan status sosial yang berbeda. Apakah dengan berbeda kulit dan status, kita tidak bisa menjalin hubungan yang harmonis?
Status, ras, dan agama bukanlah penghalang kita untuk menjalin hidup bersama. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Cobalah kita tanyakan pada diri kita, “APAKAH SAYA INI?”
Tentu jawabannya, Saya adalah manusia. Begitu juga dengan orang lain. Mereka adalah manusia juga, walaupun berbeda. Mereka menghirup udara yang sama dengan kita. Mereka memiliki anatomi tubuh yang sama dengan kita. Mereka lahir dengan cara yang sama dengan kita. Mereka hidup di Bumi yang sama dengan kita.
Cobalah kita tidak melihat diri kita dengan segala kekayaan dan kelebihannya. Cobalah kita anggap diri kita sebagai manusia. Manusia biasa yang diciptakan Tuhan apa adanya. Manusia biasa yang memiliki kelemahan. Cobalah kita anggap diri kita adalah makhluk yang sama dengan orang lain yang diciptakan oleh Tuhan pula.
Dengan begitu, kita akan bisa untuk menerima orang lain sebagai saudara kita, makhluk yang sama dengan kita. Kita pun tidak lagi hanya melihat seseorang dari status dan rasnya. Kita akan melihat mereka sebagai sesama kita.
Cobalah untuk menghormati diri kita sendiri. Tidak melalui kelebihan kita, tapi melalui kekurangan dan yang terutama melalui hati kita. Bukalah hati kita dan hormati diri kita, dengan begitu kita pun akan menghormati dan menghargai orang lain.
Semua hal akan dimulai dari diri kita sendiri. Sadarilah akan kemampuan diri kita. Hormatilah diri kita sebagai manusia. Kemudian kita akan bisa menerima orang lain yang ada di sekitar kita, apapun keadaanya.
“When you can respect yourself, then you can respect other people. When you can open your heart, you can accept other people. Then, there’s no more racism and we can live together with peace and joy. Then we can see how excited the variety is.”
-- Writer --
(Yupz. Selesai juga my 2nd post. Terima kasih sekali bagi yang sudah mau menyempatkan waktunya untuk membaca posting saya. Mohon tinggalkan komen yang membangun, agar posting saya berikutnya lebih baik. Saya masih belajar.. hehehehehehhe ^^.
Terima kasih juga buat Bu Eleonora untuk movie Mahatma Gandhi. Sangat menginspirasi
Terima kasih semua yang sudah baca blog saya. Thx bnget ^^)